Lukisan karya J. Van Ryne, seorang pembuat peta dan gambar teknik, ini menjadi salah satu referensi lanskap Kota Batavia pada masa lalu. Lukisan ini ternyata dicetak pertama kali di London pada tahun 1754. Ryne kemudian mewarnai lukisan ini dan mengopinya dalam format duplikasi cermin. Lukisan yang telah diwarnai pun mulai didistribusikan pada tahun 1780. Meskipun lukisan ini terlihat sangat detail, namun sejumlah ahli berpendapat bahwa gambar ini kurang akurat lho. Kok bisa?
Konon lukisan ini digambar oleh Ryne dengan acuan lukisan yang dibuat oleh Vingboons di tahun 1652. Vingboons sendiri ternyata sama sekali tidak pernah mengunjungi Batavia. Ia melukis suasana Batavia berdasarkan cerita dari J. Van Nessel yang mengunjungi kota pelabuhan itu pada tahun 1650. Lukisan Ryne juga terinspirasi oleh sebuah peta lukisan produksi Nurnbeg, Jerman. Uniknya, peta tersebut juga tidak dibuat oleh orang yang pernah mengunjungi Batavia secara langsung. Peta Batavia versi Jerman itu ternyata juga mengacu ke peta buatan Nieuhof yang dibuat pada tahun 1682.
Peta produksi Jerman tersebut memang menggambarkan situasi Batavia dari berbagai perspektif. Gambar paling bawah menunjukkan Batavia yang terlihat dari arah lautan. Gambar ini lagi-lagi dibuat berdasarkan lukisan orang lain yakni seorang pelukis yang bernama Schouten. Schouten sendiri pernah tinggal di Batavia selama kurang lebih tujuh tahun. Ada beberapa bangunan landmark yang terlihat di dalam gambar terbawah dari peta Batavia di atas. Pertama adalah gereja Old Dutch atau yang lebih dikenal pada zaman dulu sebagai Kruiskerk. Kemudian landmark berikutnya adalah Bastion Culemborg dan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Landmark lain yang muncul di peta di atas adalah Das Rath-Haus atau Balai Kota nomor dua. Gambar yang diletakkan di tengah menunjukkan prospek Kota Batavia dari sisi dalam. Dari gambar ini, para penikmat peta dapat melihat keberadaan beberapa penghuni kastil seperti para prajurit maupun budak-budak yang tengah melayani majikannya. Struktur kota yang diperlihatkan di dalam peta ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan struktur eksisting. Namun delapan perbentengan yang digambarkan dalam peta tersebut nyaris tidak lagi dikenal oleh masyarakat modern. Mau tahu benteng-benteng apa saja yang pernah memiliki peran penting untuk menjaga keamanan Batavia?
- Fort Ansjol (sekarang Ancol)
- Fort Jacatra (Jalan Pangeran Jayakarta)
- Fort Nortwyck (Di seberang Mesjid Istiqlal)
- Auszerste Wacht (Jalan Harmonie)
- Ryswyck (Jalan Hasyim Asyhari)
- Das Funff Eck (Jalan Perniagaan dan Angke Timur)
- Vorposten Ancke (Jembatan Dua)
- Auszester Wacht-Posten (Pluit)
Wah, ternyata benteng-benteng ini terletak di daerah yang sama sekali tidak asing buat penduduk Jakarta ya?
Bagaimana heritage lovers, apakah kamu tahu cerita seru lain tentang Kota Jakarta di masa lalu? Jangan lupa dibagi di THO ya!
Salam lestari!