Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia. Pendirian ITB bermula dari Politik Etis yang dicetuskan oleh C.Th. van Deventer, yakni bahwa Pemerintah Belanda harus membalas budi kepada warga pribumi salah satunya dengan cara memberikan pendidikan. Pendiriannya juga dilandasi oleh kebutuhan akan insinyur yang terus meningkat, terutama setelah Perang Dunia I.
Awalnya ITB dibangun dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng dan menjadi perguruan tinggi teknik pertama di Hindia Belanda. Peresmiannya dilakukan tanggal 3 Juli 1920. Pada saat itu Technische Hoogeschool te Bandoeng memiliki banyak singkatan, di antara lainnya TH te Bandoeng, TH Bandung, THB, atau THS. THB dikelola di bawah badan swasta bernama Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch Onderwijs in Nederlandsch-Indië/KIHTONI (Institut Kerajaan bagi Pendidikan Teknik Tinggi di Hindia Belanda).
KIHTONI beranggotakan pengusaha swasta, wakil dari Ministerie van Kolonien (Kementerian Urusan Daerah Jajahan), dan wakil dari Koninklijk Instituut van Ingenieurs (semacam Persatuan Insinyur Belanda). Bermodalkan 3 1/3 juta gulden, dibangunlah program studi pertama yaitu Weg- en Waterbouwkunde (Bangunan Jalan dan Bangunan Air). Awalnya pun KIHTONI tidak berniat membuat perguruan tinggi, melainkan hanya politeknik dengan lama pendidikan tiga tahun. Namun kalangan pribumi tidak menghendaki program tersebut dan menuntut untuk dibangun perguruan tinggi yang sesungguhnya. KIHTONI akhirnya merencanakan program studi keinsinyuran untuk insinyur sipil dan insinyur kimia. Perdebatan juga terjadi untuk menetapkan di mana lokasi perguruan tinggi ini harus dibangun, namun Bertus Coops, wali kota Bandung saat itu, dengan tegas meminta KIHTONI mendirikannya di Bandung.
Pendaftaran mahasiswa baru dibuka pada 2 Juli 1920 dengan biaya pendidikan sebesar 200 gulden untuk 1 tahun ajaran. Setelah THB diresmikan, semester pertama pun dimulai pada tanggal 5 Juli 1920. Pada saat itu mahasiswanya hanya berjumlah 28 orang, yaitu 22 orang Eropa, 2 orang pribumi, dan 4 orang Tionghoa. Hanya ada 2 orang perempuan yang ikut kuliah saat itu, mereka pun berdarah Eropa. Sementara 2 orang pribuminya adalah R. Katamso dari Solo dan R. Soeria Nata Legawa berasal dari Garut. Selain itu terdapat 5 mahasiswa luar biasa (pendengar) yang terdiri dari 3 orang pendengar kuliah Matematika dan 2 orang pendengar kuliah Fisika.
Dalam sejarahnya, THB mengalami beberapa kali pergantian nama. Saat Jepang pertama kali menyerang pemerintah Belanda di Indonesia, THB sempat ditutup sehingga tercipta komunitas baru bernama Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis. Setelah satu tahun berdirinya lembaga ini, Pemerintah Jepang setuju untuk membuka kembali THB dengan nama Bandoeng Kougyo Daigaku/BKD (Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng). Setelah kemerdekaan, BKD kembali berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STTB). Namun karena serangan kembali dari Belanda, STTB terpaksa tutup dan dibangunlah Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Darurat Hindia Belanda) yang merupakan gabungan beberapa universitas pada tahun 1946 yang didirikan oleh NICA. Satu tahun kemudian, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie yang berpusat di Jakarta. Kampus THB dijadikan Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Eksakta). Nama ITB sendiri pun baru diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1959 tentang Pendirian Institut Teknologi. Kini, ITB menduduki peringkat 313 dari 1000 universitas di seluruh dunia dalam riset yang dilakukan topuniversities.com.
Jika pembaca memiliki kesempatan untuk mengunjungi kampus ini, jangan lupa untuk mampir ke bangunan kembar yang menjadi ikon ITB yakni aula barat dan aula timur ITB. Dua bangunan ini dirancang oleh Henry Maclaine Pont pada tahun 1918 dengan langgam arsitektur Indisch. Hal yang istimewa dari dua aula ini adalah pertemuan teknologi modern yang diwakili oleh laminater wood serta komposisi apik yang mengutamakan keseimbangan di setiap bagian bangunan. Nah, sekarang paham kan kenapa ITB dianggap sebagai ikon Kota Bandung?
Featured Image: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Logo_TH_Bandoeng.jpg&filetimestamp=20120613171833&