Jika kita membaca novel klasik The Secret Garden karya Frances Hodgson yang pertama kali terbit tahun 1911, rasanya agak sulit membayangkan Misselthwaite Manor. Rumah super besar dengan taman indah yang mengelilinginya? Rasanya benar-benar seperti khayalan saja.  Namun, Villa Isola yang terletak di Jalan Setiabudi No. 244 Kecamatan Sukasari Bandung ini bisa menjadi model bagus untuk membantu imajinasi kita mereka-reka bentuk Misselthwaite Manor.

Rumah yang pertama kali dibangun pada bulan Oktober 1932 ini memerlukan waktu sekitar enam bulan untuk selesai. Didesain oleh arsitektur C.P. Wolff Schoemaker, rumah ini dibuat khusus di tanah seluas 120.000 meter persegi untuk bangsawan Belanda bernama Dominique Willem Baretty, pemilik perusahaan koran Algemeen Nieuws- en Telegraaf Agentschap (ANETA). Pembangunannya memakan biaya 500.000 gulden dan hampir membuat Baretty bangkrut. Rumah itu dibangun dengan gaya Art-deco dan dilengkapi dua taman. Taman utara yang berada di depan rumah merupakan taman bergaya Eropa dengan kolam persegi panjang dan patung di tengahnya. Lima angsa hitam diimpor khusus untuk menghiasi kolam. Di bagian depan ini juga dibangun tempat khusus yang berfungsi sebagai kamar pelayan dan sopir, garasi, serta gudang. Sebuah jalan membagi taman secara simetris untuk memungkinkan mobil lewat dari dan ke garasi. Pada taman selatan alias taman belakang terdapat kolam dengan pergola untuk bunga anggrek dan mawar. Taman ini juga dilengkapi dengan lapangan tenis. Kedua taman ini dibangun menjadi area melingkar sedangkan bangunan diposisikan di tengah lingkaran tersebut.

Villa Isola Tampak Atas | Sumber: wikipedia.org

Fondasi rumah menggunakan baja dan beton untuk mengisi kerangka dan lantai di antara jeruji besi. Ruangan-ruangannya dipenuhi dengan furnitur yang mewah seperti mahkota Venesia dan lukisan-lukisan karya pelukis terkenal Hindia dan Barat. Ada ruang tamu, ruang makan, ruang biliar, ruang belajar, ruang tidur, ruang keluarga dengan balkon, teras terbuka di kedua sisi barat-timur, dan bar nyaman yang dilengkapi proyektor film. Sebuah plakat dengan tanda “M’ISOLO E VIVO” (Saya mengisolasi diri dan hidup) menghiasi dinding ruang tamu. Bahkan, ruang tidur utamanya menghadap langsung ke arah Gunung Tangkubanparahu.

Interior Villa Isola | Sumber: tempatwisatadibandung.info

Sayang seribu sayang, Baretty meninggal dalam kecelakaan pesawat 20 bulan setelah rumahnya selesai dibangun, tepatnya pada Desember 1934. Rumahnya dialih fungsi menjadi hotel kemudian menjadi kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, Villa Isola ditambah dengan satu lantai lagi di atas atap dan namanya diubah menjadi “Bumi Siliwangi”. Pada bulan Oktober 1954, Menteri Pendidikan Indonesia Mohammad Yamin yang sedang menjabat kala itu menunjuk gedung dan kompleks sekitarnya untuk lembaga ilmu pendidikan baru di Bandung. Gedung itu pun beralih fungsi lagi dan kini digunakan sebagai Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia.

Tertarik untuk melihat salah satu masterpiece yang ada di Kota Bandung ini?

Jika pandemi telah usai, ayo catat Villa Isola sebagai satu di antara sederet daftar tempat tujuan wisata sejarahmu!

 

Featured Image: https://houseinbandung.com/villa-isola-2/

error: Content is protected !!