Buat kamu yang hobi ngemil, wajib mencoba dango! Dango adalah kue asal Jepang yang terbuat dari mochiko alias tepung beras yang dicampur dengan tepung beras uruchi dan tepung beras ketan. Bentuknya seperti bola kecil yang ditusukkan ke tusukan bambu seperti sate. Biasanya satu tusuk berjumlah tiga sampai lima dango. Satu tusuk Dango disebut kushidango. Kushi sendiri memang secara harfiah berarti tusukan. Cara membuatnya sangat mudah, cukup mengulen adonan tepung dengan air kemudian dikukus atau direbus. Untuk menciptakan rasa manis, adonan bisa dicampur dengan gula. Namun untuk kamu yang tidak terlalu hobi makanan manis, bisa menaburkan kinako (bubuk kacang kedelai), selai kacang merah, selai kacang walnut, mitsumame (agar-agar), bahkan kecap asin! Waktu memasaknya pun tergolong singkat, kira-kira hanya lima belas menit. Dango biasa dinikmati bersama teh hijau.

Tidak ada catatan sejarah yang jelas dari mana asal-usul dango atau kapan tepatnya dango pertama kali dibuat. Namun ada kepercayaan bahwa dango yang pertama kali dibuat berasal dari Rumah Teh Kamo Mitarashi di daerah Shimogamo distrik Sakyo Kyoto, Jepang. Satu tusuknya berisi lima bola kue lalu dipanggang lebih dulu sebelum dicelupkan ke dalam saus dari campuran kecap asin dan gula. Kue ini kemudian dinamai Mitarashi Dango karena bentuknya mirip gelembung mitarashi, yaitu air pemurni yang ditempatkan di pintu masuk kuil Shimogamo di dekat Rumah Teh tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa dango itu dibuat untuk meniru tubuh manusia: dango paling atas melambangkan kepala, dan empat sisanya melambangkan lengan dan kaki. Dango itu pun dipersembahkan kepada Dewa sebagai ganti persembahan manusia.

Hasil gambar untuk kamo mitarashi

Rumah Teh Kamo Mitarashi | Sumber: remoju.com

Selain Mitarashi Dango, masih banyak jenis dango lain. Salah satu yang terkenal adalah Tsukimi Dango, dango putih yang dimakan selama Tsukimi, sebuah festival Jepang untuk menghormati bulan musim gugur. Tsukimi memiliki arti harfiah “melihat bulan”, sehingga Tsukimi Dango biasanya dibuat selama bulan purnama musim gugur. Contoh lainnya adalah Hanami Dango yang dimakan selama Hanami, yaitu kebiasaan tradisional Jepang menikmati keindahan bunga pada bulan Maret hingga Mei. Dango ini memiliki tiga warna yaitu merah muda, hijau, dan putih seperti bunga. Ada juga nama dango yang diambil dari novel terkenal karya Natsume Sōseki, yaitu Botchan Dango. Terdiri dari tiga bola dango, satu diwarnai dengan kacang merah, yang kedua dengan telur, dan yang ketiga dengan teh hijau.

 

Featured Image: https://asianinspirations.com.au/recipes/japanese-flower-viewing-rice-dumplings-hanami-dango/

error: Content is protected !!