Nikkō Tōshō-gū adalah sebuah kuil yang didedikasikan untuk pendiri Keshogunan Tokugawa, Tokugawa Ieyasu. Kuil ini didirikan di Kota Nikkō, prefektur Tochigi pada tahun 1617 (periode Edo) oleh Tōdō Takatora, seorang daimyo (orang yang berpengaruh di suatu daerah) yang menjadi pengikut klan Tokugawa. Kuil ini kemudian diperbesar oleh cucu Ieyasu, Iemitsu.

Tokugawa Ieyasu2 full.JPG

Tokugawa Ieyasu | Sumber: https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=15571477

Salah satu bangunan terkenal di Tōshō-gū adalah Yōmeimon sebuah gerbang yang juga dikenal sebagai higurashi-no-mon yang berarti seseorang dapat melihatnya sampai matahari terbenam tanpa rasa bosan. Ini dikarenakan Yōmeimon didekorasi dengan begitu megah. Terdapat ukiran dengan relief yang dalam dan dicat dengan warna yang kaya. Gerbang mewah lainnya adalah karamon yang dihiasi ornamen berwarna putih. Di dekatnya ada ukiran kayu kucing mengantuk yang disebut Nemuri-neko, simbol perdamaian. Ukiran ini dipercaya sebagai karya seni milik Hidari Jingorō, seorang legenda dalam dunia seni namun dipercaya hanya sosok fiktif. Selain Nemuri-neko ada sebuah kandang kuda suci yang memiliki ukiran Tiga Monyet Bijak (yang tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak melihat kejahatan), sebuah simbol tradisional dalam budaya Jepang.

File:Toshogu-Sleeping-Cat-Dsc3972.jpg

Nemuri-neko | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Toshogu-Sleeping-Cat-Dsc3972.jpg

Terdapat pula Pagoda lima lantai yang disumbangkan oleh seorang daimyō pada tahun 1650, namun menjadi korban selama kebakaran. Pagoda ini dibangun kembali pada tahun 1818. Setiap lantai mewakili sebuah elemen yaitu tanah, air, api, angin dan aether. Di dalam pagoda, digantung shinbashira (pilar pusat) dari rantai untuk meminimalkan kerusakan akibat gempa bumi.

Pagoda di Tosho-gu | Sumber: https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=96746457

Ieyasu juga disemayamkan di kuil ini. Kamu harus melalui ratusan anak tangga batu melewati hutan cryptomeria untuk mencapai makam Ieyasu. Sisa-sisa jasad Ieyasu disimpan dalam sebuah jambangan perunggu besar.

Makam Ieyasu | Sumber: https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=36151425

Tōshō-gū menjadi salah satu kuil Shinto yang masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Bersama dengan pengakuan dari dunia internasional, tentunya lima bangunan di kuil ini juga dicatat sebagai Harta Karun Nasional Jepang, dan masih ada tiga bangunan lagi yang menjadi Properti Budaya Penting. Selain bangunan, kuil ini menyimpan dua bilah pedang yang dikategorikan sebagai Harta Karun Nasional, dan masih banyak benda lainnya yang menjadi Properti Budaya Penting.

Selama periode Edo, Keshogunan Tokugawa biasa melakukan prosesi megah dari Kota Edo (sekarang Tokyo) ke Nikkō Tōshō-gū melewati Nikkō Kaidō, salah satu dari lima rute yang dibangun untuk menghubungkan Edo dengan kuil disebut Tōshōgū dan kuil Rinnō-ji. Di sepanjang jalan ini terdapat deretan pohon-pohon besar sehingga memperoleh sebutan Nikkō suginami-ki yang berarti ‘Jalan Cedar di Nikkō’. Prosesi ini dihidupkan kembali melalui festival musim semi dan musim gugur tahunan yang diselenggarakan di kuil Tōshō-gū dan dikenal sebagai “Prosesi Seribu Samurai”.

1000 Samurai in Nikkō | One Man, One Map

Prosesi 1000 Samurai | Sumber: https://www.oneman-onemap.com/en/2018/03/16/1000-samurai-in-nikko-2/

 

Featured Image: https://travel.gaijinpot.com/nikko-toshogu-shrine/

error: Content is protected !!