Hotel Concordia memilik sejarah yang cukup Panjang. Bermula dari kalangan menak (bangsawan) Pribumi dan Belanda, sebuah perkumpulan bernama Societeit Concordia dibentuk pada 29 Juni 1879 dan bermarkas di tempat yang sekarang kita kenal sebagai Gedung Merdeka. Perkumpulan ini hanya bertujuan untuk mempererat persahabatan di antara anggotanya. Societeit Concordia terpaksa pindah tempat karena Pemerintah RI ingin menggunakan gedung mereka sebagai lokasi Konferensi Asia-Afrika. Sebagai bentuk kompensasi, perkumpulan ini pun diberikan lahan seluas 2,6 hektar di jalan Kiputih No. 12 Ciumbuleuit Bandung.
Markas baru pun dirancang oleh arsitek asal Belanda, Ir. Gmelig Meyling. Pembangunan selesai pada Desember 1957. Mengikuti selesainya gedung ini, Soieteit Concordia juga berganti nama menjadi Country Club Concordia. Namun karena memburuknya hubungan politik Pemerintah RI dengan Kerajaan Belanda, anggota perkumpulan yang berdarah Belanda pun kembali ke negerinya sehingga kepengurusan dipegang sepenuhnya oleh anggota berkebangsaan Indonesia. Presiden Soekarno pun mengusulkan perkumpulan dan gedungnya menggunakan nama yang lebih Indonesia, yaitu Balai Pertemuan (BP) Bumi Sangkuriang.
Kini bangunan yang semula hanya digunakan sebagai tempat berkumpul sebuah klub itu telah bertransformasi menjadi hotel. Ini dikarenakan banyaknya anggota yang kembali ke Belanda, sehingga biaya operasional gedung yang biasanya bersumber dari iuran anggota berkurang drastis dan anggota yang tersisa harus memutar otak untuk mencari sumber dana baru. Pada tanggal 3 Februari 1985, Restoran Concordia pun diresmikan oleh Komar Andasasmita, ketua badan pengurus yang sedang menjabat kala itu. Pembukaan restoran diikuti dengan penambahan kamar yang semula hanya berjumlah 6 ruangan. Kini hotel itu memiliki 25 kamar yang bertipe Deluxe Room, Classic Room dan Dutch Room. Tidak hanya itu, fasilitas lain seperti ballroom, gym, lapangan tenis, playground, hingga tempat belajar menari. Hotel ini juga menyediakan layanan untuk acara pernikahan, ulang tahun, outbond, dan acara besar lainnya.
Meski telah mengalami renovasi dan berbagai penambahan/alih fungsi ruangan, hotel ini tetap berusaha mempertahankan bentuk aslinya. Beberapa bagian seperti atap yang terbuat dari sirap secara rutin diganti sebagai bentuk pelestarian. Pada 26 Februari 2011, Paguyuban Pelestarian Budaya memberikan ‘Bandung Heritage Awards’ dan memasang prasasti di bagian lobi yang bertuliskan, “Bangunan ini adalah Cagar Budaya yang dilestarikan sebagai aset sejarah Kota Bandung.”
Featured Image: https://www.trivindo.com/hotel/bumi-sangkuriang-ciumbuleuit-bandung.html