Tahukah kalian tentang Museum Sumpah Pemuda?

Jika dilihat sekarang kebanyakan generasi muda lebih sering menghabiskan watunya untuk berpergian ke Mall, menonton film atau lebih sering nongkrong di café dengan teman-temannya hingga larut malam. Padahal banyak yang lebih penting dan berguna untuk generasi anak muda contohnya berkunjung ke museum, karena kalo dilihat jarang sekali anak muda yang menginjakan kakinya untuk ke museum. Museum merupakan tempat-tempat yang mengandung unsur edukatif. Tetapi, sayang sekali mindset generasi muda saat ini akan museum yaitu suatu tempat yang kuno dan membosankan.

Salah satu museum yang berdiri di Jakarta yaitu Museum Sumpah Pemuda yang berlokasi di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Untuk memasuki Museum Sumpah Pemuda cukup membayar Rp.2.000 saja, kalian akan mendapatkan brosur dan juga bisa mendapatkan buku atau komik yang diterbitkan oleh pihak museum.

Di teras depan, kita bisa langsung melihat beberapa patung dada para tokoh yang mempunyai kiprah penting bagi terselenggaranya Kongres Pemuda. Perlu kalian ketahui, Museum Sumpah Pemuda memiliki ruang yang diantaranya: Ruang Pengenalan, Ruang Organisasi Sebelum Sumpah Pemuda, Ruang Kongres Pemuda I, Ruang Kongres Pemuda II, Ruang Kepanduan, Ruang Organisasi Setelah Sumpah Pemuda, Ruang Sejarah Lagu Indonesia Raya, dan Ruang Perenungan. Ruangan tersebut disusun sesuai dengan urutan sejarah untuk mempermudah pengunjung mempelajari sejarah Sumpah Pemuda.

Museum Sumpah Pemuda merupakan museum khusus yang bertanggung jawab terhadap pelestarian nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, khususnya sejarah pergerakan pemuda dan sumber informasi sejarah pergerakan pemuda. Selain itu, museum ini menyimpan berbagai benda dan foto yang berkaitan dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Museum Sumpah Pemuda yang dahulu bernama Indonesische Clubgebouw pada awalnya merupakan rumah milik Sie Kong Liong yang disewakan sebagai rumah kos bagi pelajar School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) diantaranya Muhammad Yamin, Abu Hanifah, Amir Sjarifuddin, A.K. Gani, Setiawan, Soerjadi, Mangaraja Pintor, Sugondo Djojopuspito, Mohammad Tamzil, dan Asaat.

Dalam perjalanan sejarah sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974, Museum Sumpah Pemuda awalnya dikelola oleh Pemda DKI Jakarta, kemudian diserahkan kepada Kementerian Kebudayaan dan Pariwsata, hingga saat ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Seiring berkembangnya teknologi, museum yang sering dianggap kuno dan seram, kini sudah banyak menerapkan teknologi untuk meningkatkan dan memudahkan pengunjung dalam proses edukasi khususnya pada generasi muda. Untuk masyarakat yang ingin mengunjungi Museum Sumpah Pemuda secara virtual dan mengetahui kegiatan-kegiatannya bisa langsung mengunjungi laman resminya pada tautan museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id.

#museum #cagarbudaya #batavia #jakarta

***

Penulis: Hidayatul Wildan Nugraha

error: Content is protected !!