Goa adalah ibu kota Portugis India dan Asia dan pusat Kristenisasi di Timur. Sejumlah ordo religius Katolik seperti Jesuit, Fransiskan, Dominikan, dan lainnya menetap di Goa sejak abad keenam belas Terdapat beberapa Gereja dan Biara di Goa Velha (Goa Tua), yang kini menjadi negara bagian Goa, India. Serangkaian monumen keagamaan ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1986.
Gereja tertua di Goa yang masih berdiri adalah Gereja Our Lady of Rosary. Gereja ini dibangun pada tahun 1543. Dari luar, gereja ini terlihat seperti benteng kecil dengan serambi pintu masuk yang diapit oleh menara silinder kecil lengkap dengan kubah khas Portugal Gotik akhir dan Manueline. Gereja Our Lady of the Rosary dibangun untuk memenuhi sumpah yang dibuat oleh Afonso de Albuquerque sebelum penaklukan kota Goa, yaitu membangun sebuah kapel untuk menghormati Our Lady of Rosary (Santa Perawan Maria).
Katedral lain yang dibangun untuk merayakan kejayaan Portugis adalah Katedral Se. Katedral ini khususnya dibangun untuk memperingati kemenangan Afonso de Albuquerque atas tentara Muslim, yang mengarah pada penaklukan kota Goa pada tahun 1510. Kota Goa memang didirikan oleh Kesultanan Muslim Bijapur pada abad kelima belas sebagai pelabuhan di tepi sungai Mandovi.
Pada tahun 1542, Serikat Yesus tiba di Goa. Mereka mendirikan pusat pendidikan agama, Kolese St Paul atau Kolese São Roque. Salah satu Monumen Jesuit yang masih bertahan dari pusat pendidikan ini adalah Basilika Bom Yesus, yang dibangun oleh insinyur Goan Julius Simon dan Jesuit Portugis Domingos Fernandes tahun 1594 dan ditahbiskan tahun 1605. Basilika menjadi tempat peristirahatan St. Francis Xavier, yang dianggap sebagai seorang nabi berkat penginjilannya di Asia.
Gereja berikutnya di Goa adalah Gereja St. Fransiskus dari Assisi yang dibangun pada tahun 1661 oleh Ordo Fransiskan yang menetap di Goa sejak tahun 1517. Pembangunannya mendapat izin langsung dari Raja Manuel I (Raja Portugis dari tahun 1495 hingga 1521). Dinding-dinding nave (bagian tengah bangunan gereja) menggambarkan kehidupan Santo Fransiskus dari Assisi.
Di kompleks yang sama dengan Katedral Se dan adalah Gereja St. Fransiskus dari Assisi terdapat Kapel St. Catherine yang dibangun pada tahun 1510 dengan gaya arsitektur Baroque. Kapel ini juga dibangun untuk memperingati kemenangan tentara Portugis terhadap tentara Muslim yang bertepatan pada Hari Santa Catherine. Sayangnya kapel ini tidak dipergunakan lagi sekarang.
Monumen keagamaan berikutnya adalah Gereja Santa Agustine yang dibangun di atas Monte Santo (Bukit Suci) antara tahun 1597 dan 1602 oleh para biarawan Augustinian yang menetap di Goa sejak tahun 1587. Gereja ini dianggap sebagai salah satu dari tiga gereja Augustinian terbesar di dunia Iberia bersama dengan El Escorial dan Biara São Vicente de Fora. Gereja tersebut ditinggalkan pada tahun 1835 setelah pemerintah Portugis di Goa mulai mengusir banyak ordo keagamaan di Goa di bawah kebijakan represifnya yang baru. Kini yang tersisa dari gereja tersebut hanyalah reruntuhan.
Monumen terakhir adalah Gereja St. Cajetan yang dikenal juga sebagai Gereja Penyelenggaraan Ilahi. Gereja ini dibangun oleh para religius Theatines pada tahun 1665 dan mendedikasikannya untuk St. Cajetan dan Our Lady of Providence. Gereja St. Cajetan dirancang oleh seorang arsitek asal Italia bernama Carlo Ferrarini dan Francesco Maria Milazzo dengan denah dalam bentuk salib Yunani.
Featured Image: https://www.fabhotels.com/blog/churches-in-goa/