Cerita rakyat di Korea memiliki berbagai asal-usul seperti Shamanisme, Konfusianisme, Buddhisme, dan baru-baru ini Kekristenan. Cerita rakyat ini biasanya berhubungan dengan rumah tangga dan pertanian. Ceritanya memiliki pesan yang dapat memperkuat ikatan keluarga dan komunal.

Sebuah mitos shaman “Segyeongbonpuri” (Origin of Farming) dibacakan sebagai bagian dari segmen panen dalam ritual besar (keungut) di Pulau Jeju. Segyeongbonpuri menceritakan kisah Jacheongbi, dewi pertanian.

Gimjinguk dan Jojinguk, sepasang suami istri, mendambakan kehadiran seorang putra, tetapi persembahan mereka kepada para dewa kurang satu geun. Mereka diberi seorang putri, yang setelah lahir diberi nama Jacheongbi. Suatu hari ketika Jacheongbi sedang mencuci pakaian, Sarjana Mun, yang sedang dalam perjalanan menuju ke kerajaan Taman Langitwi Okhwang untuk melanjutkan studinya, meminta air pada Jacheongbi. Jacheongbi menawarkan wadah dari labu yang berisi air dengan daun willow mengambang di atasnya. Mun merasa tersinggung, tetapi Jacheongbi menangani situasi dengan bijaksana.

자청비 : 알고싶다 제주신화 [제주설화] : 네이버 블로그

Sarjana Mun Bertemu Jacheongbi Pertama Kali | NAVER

Ia kemudian mengikuti Mun ke Okhwang dan belajar bersamanya, menyamar sebagai seorang pria, dan menjadi sangat unggul. Dari waktu ke waktu rekan-rekannya curiga bahwa Jacheongbi adalah seorang wanita, tetapi ia menghindari tuduhan mereka dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Perasaan romantis tumbuh dalam hati Jacheongbi untuk Sarjana Mun, dan ketika mereka telah menyelesaikan studi, Jacheongbi mengaku kepada Mun bahwa dia adalah seorang wanita dan mereka menikahdi rumah Jacheongbi.

Gimjinguk dan Jojinguk menerimanya sebagai pewaris keluarga karena Jacheongbi berhasil menyelesaikan studinya. Kedua orangtuanya menyerahkan akta untuk rumah, tanah, dan pelayannya. Di rumah, Jacheongbi menanti Mun yang sedang kembali ke Taman Langit untuk bersatu lagi dengannya.

Namun setelah waktu yang lama Jacheongbi menunggu dengan sabar, Mun tidak kunjung datang hingga Jacheongbi memutuskan pergi mencari Mun, membawa serta pelayan keluarga bernama Jeongsunam. Di jalan, Jeongsunam mencoba memerkosa Jacheongbi sehingga ia terpaksa membunuh Jeongsunam. Jacheongbi pun dicela sebagai pembunuh dan ditinggalkan oleh keluarganya. Ia kemudian diterima sebagai putri angkat oleh Nenek Penyihir Gunung Cheongtae.

Jacheongbi menulis surat cinta kepada Mun dan Mun bergegas menemui Jacheongbi, namun mereka gagal bertemu. Setelah itu Jacheongbi juga ditinggalkan oleh Nenek Penyihir, sehingga ia tak punya siapa pun maupun tempat untuk tinggal. Setelah mengalami seribu masalah dan perjuangan, Jacheongbi pergi ke Taman Langit menyamar sebagai seorang biarawan. Ia akhirnya berhasil bertemu kembali dengan Sarjana Mun dan mereka berhubungan kembali sebagai kekasih.

Jacheongbi menulis surat kepada calon ayah mertuanya, menjelaskan situasi mereka, dan setelah melewati serangkaian ujian, termasuk melintasi jembatan yang dilapisi dengan pisau, Jacheongbi akhirnya menerima izin untuk menikahi Mun. Jacheongbi juga menetapkan hukum menstruasi pada wanita, yang membuatnya menerima kekuatan produktivitasnya, dan berkontribusi pada pertempuran militer melawan musuh asing. Jacheongbi juga diberikan tanah untuk bertani.

Ketika Ilcheonseonbi (Seribu Cendekiawan) membunuh suaminya karena iri, Jacheongbi menggunakan kebijaksanaannya untuk mengakali rencana kotor mereka, kemudian melakukan perjalanan ke Seocheonkkotbat (Taman Bunga dari Barat), di mana ia menjadi menantu Pengawas Taman Bunga dan mengambil Bunga Kebangkitan untuk menghidupkan kembali Mun, suaminya. Jacheongbi kemudian mengirim suaminya yang telah dihidupkan kembali ke Seocheonguk untuk merawat putri bungsu pengawas, yang telah dinikahi Jacheongbi, tetapi Mun tidak kembali pada tanggal yang telah ditentukan.

Marah atas pengkhianatan suaminya, Jacheongbi melaporkan hal ini kepada ayah mertuanya Munseonwang, yang berpihak pada putranya. Pada akhirnya, Mun kembali dan Jacheongbi mulai bertani di tanah Segyeong, di mana Mun didewakan sebagai Sangsegyeong (Dewa Pertanian Taman Langitwi); Jacheongbi sebagai Jungsegyeong (Dewi Pertanian Duniawi); dan pelayan Jeongsunam sebagai Hasegyeong (Dewa Ternak).

Featured Image: https://ncms.nculture.org/traditional-stories/story/140

error: Content is protected !!