Cheoneunsa/Kuil Cheoneun terletak di Nogodan-ro, Gwangui-myeon, Gurye-gun, Jeollanam-do, Korea Selatan. Kuil Cheoneun adalah salah satu dari tiga kuil utama yang terletak di dalam halaman Taman Nasional Jirisan, di samping Kuil Ssanggyesa dan Kuil Hwaeomsa. Kuil Cheoneun yang berarti “Kuil Musim Semi Tersembunyi” pertama kali didirikan pada tahun 828 M. Kuil Cheoneun didirikan oleh seorang biksu India bernama Deokun. Pada saat itu, kuil tersebut dikenal dengan nama Gamnosa/Kuil Gamno yang berarti “Kuil Embun Manis”. Disebut Kuil Gamno karena mata airnya bisa diminum dari depan Aula Geukrakbo-jeon. Konon, mata air ini bisa menjernihkan pikiran karena bersih dan dingin seperti embun pagi.

Cheoneunsa Temple

cr: gurye.go.kr

Selama bertahun-tahun, Kuil Cheoneun telah dibangun kembali beberapa kali. Rekonstruksi pertama terjadi pada tahun 875 M, ketika biksu terkenal Doseon-guksa membangun kembali kuil tersebut. Selama Dinasti Goryeo (918-1392), khususnya pada masa pemerintahan Raja Chungnyeol penguasa Goryeo kedua puluh lima yang memerintah tahun 1274-1308, Kuil Cheoneun dipilih sebagai kuil terbaik di bagian selatan semenanjung Korea. Kuil ini kemudian dihancurkan selama Perang Imjin, perang melawan invasi Jepang tahun 1592-1598. Kuil ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1610 oleh biksu Hyejeong-seonsa. Pada tahun 1679, kuil ini diperbesar oleh biksu Danyu-seonsa. Sekali lagi, Kuil Cheoneun dihancurkan oleh api pada tahun 1773. Kuil ini dibangun kembali pada tahun 1775 oleh biksu Hyeam-seonsa. Sejak periode waktu inilah sebagian besar bangunan kuil berasal, mulai dari Aula Geukrakbo-jeon, Aula Palsang-jeon, Gerbang Iljumun, hingga Aula Chilseong-gak.

Cheoneunsa Temple

cr: gurye.go.kr

Ada mitos menarik yang melekat pada Kuil Cheonunsa sekitar masa Perang Imjin. Saat kuil sedang dibangun kembali setelah dihancurkan oleh penjajah Jepang, ular/naga sering muncul di sekitar mata air kuil, menghalangi mata air mengalir. Untuk menghentikan ini, seorang biksu kuil membunuh ular besar/naga. Pada saat itulah kuil tersebut mengubah namanya dari Kuil Gamno menjadi nama Kuil Cheoneun saat ini. Namun, kuil ini terus diganggu oleh beberapa kebakaran. Penduduk kota mengatakan bahwa ini terjadi karena biksu itu telah membunuh ular/naga yang telah melindungi energi air. Suatu hari, master kaligrafi terkenal Lee Gwangsa melewati Kuil Cheoneun dan mendengar cerita tentang kematian ular/naga. Jadi Lee Gwangsa menulis sebuah plakat yang bertuliskan “Jirisan Cheoneunsa” di atasnya. Tulisan itu ditulis seolah-olah air mengalir darinya. Lee Gwangsa memberi tahu para biksu kuil jika mereka meletakkan plakat ini di Gerbang Iljumun maka api tidak akan lagi berkobar di Kuil Cheoneun. Dan sejak itu, anehnya, tidak ada satu pun kebakaran yang terjadi di Kuil Cheoneun.

Featured Image: https://www.templestay.com/temple_info.asp?t_id=choneunsa

error: Content is protected !!