Jomon merupakan peradaban prasejarah Jepang dimana masyarakatnya masih bergantung pada kegiatan berburu dan mengumpulkan biji-biji tanaman liar. Meskipun demikian, pada zaman ini para penduduk Jomon telah menciptakan kreasi-kreasi tanah liat yang memukau. Sejumlah temuan di masa modern menunjukkan berbagai jenis tembikar dengan pola unik. Pola tali jerami inilah yang kemudian digunakan oleh para peneliti untuk mengidentifikasi periode Jomon. Tertarik untuk men(1-jelajah)i peradaban Jomon? Yuk, dibaca artikel berikut ini.
- Diet para penduduk Jomon
Biji-bijian yang dikonsumsi oleh penduduk Jomon
Sumber foto: Heritage of Japan, http://heritageofjapan.wordpress.com
Makanan penduduk Jomon terdiri dari beberapa jenis. Mereka yang hidup di daratan dan dekat pegunungan mengandalkan biji-bijian sebagai makanan utamanya. Menurut para peneliti, ada 58 jenis tanaman di hutan yang bisa dikonsumsi oleh penduduk Jomon seperti kenari, kastanya, dan kacang hazel. Bisa dikatakan jika kastanya merupakan bahan makanan penting bagi para penduduk Jomon. Selain biji-bijian, peneliti juga menemukan bukti bahwa penduduk Jomon mengonsumsi daging hewan buruan seperti rusa, babi hutan, dan bahkan beruang. Mereka juga memakan hewan buruan yang lebih kecil seperti bebek, kelinci hutan, dan rakun.
Penduduk Jomon yang tinggal lebih dekat dengan sungai dan pesisir pantai cenderung mengonsumsi makanan yang berasal dari ekosistem air. Beberapa artefak menunjukkan fosil-fosil moluska yang diduga sebagai kerang shijimi dan kerang hamaguri.
Kerang Hamaguri
Sumber foto: Heritage of Japan, http://heritageofjapan.wordpress.com
2. Rumah Penduduk Jomon
Sumber foto: Jomon Japan, https://jomon-japan.jp/en/library/photo/#4-1-01
Rumah para penduduk Jomon bisa dibilang cukup unik. Mereka sengaja menempatkan permukaan rumah di bawah permukaan tanah untuk mendapatkan kehangatan maksimal dari bumi. Para penduduk menggunakan rumput Kaya sebagai atap rumahnya. Rumput ini mampu membuat rumah tetap kering meskipun hujan menerpa atap rumah. Seiring dengan perkembangannya, leluhur penduduk Jepang ini memindahkan perapian ke dalam rumah agar mereka bisa memasak bahan makanan. Dari berbagai situs yang ditemukan, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sejak dulu kala, para penduduk prasejarah Jepang sudah hidup secara berkelompok. Desa-desa prasejarah ini masih dapat ditemukan di berbagai kota di Jepang lho!
Salah satu contoh komplek hunian Jomon yang ditemukan adalah reruntuhan Goshono di Iwate. Tempat ini sedang dinominasikan sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Komplek hunian ini tergolong unik karena skalanya yang besar. Di situs ini ditemukan sekitar 800 buah lubang pondasi bangunan rumah yang menunjukkan fungsi penting tempat ini di masa lalu.
Reruntuhan Gosono, Iwate
Sumber foto: ANA, https://www.ana.co.jp/en/us/japan-travel-planner/iwate/0000012.html
Contoh lainnya adalah reruntuhan Hiraide di Nagano. Di tempat ditemukan 290 situs hunian, bangunan rumah, tembikar dan peralatan kuno yang terbuat dari bebatuan. Pada tahun 1952, area ini pun didesain sebagai situs sejarah nasional. Taman ini merupakan salah satu destinasi wisata yang dipromosikan oleh Kota Shiojiri. Para pengunjung dapat menikmati taman terbuka sambil belajar mengenai peninggalan para nenek moyangnya. Ih seru ya, “kepengen” deh pergi ke sini.
Rekonstruksi Hunian Jomon
Sumber foto: Wikipedia
Bagaimana Heritage Lovers? Tertarik untuk mengunjungi reruntuhan ini setelah pandemi selesai?
Semoga artikel ini dapat menginspirasi kita untuk melestarikan dan mempromosikan temuan-temuan prasejarah di nusantara ya.
Salam lestari.
Featured image: tef.or.jp