Kedatangan para pelayar dan petani dari semenanjung Korea telah berdampak pada perubahan peradaban di dataran Jepang. Para migran tersebut diduga telah membunuh atau bercampur dengan penduduk Jomon hingga lambat laun peradaban prasejarah Jepang pun lenyap tidak bersisa. Periode baru yang muncul akibat kedatangan para migran ini disebut Yayoi. Sebutan ini diambil dari nama Yayoi, yakni sebuah area yang ada di Tokyo, yang merupakan tempat dimana artefak pertama dari periode ini ditemukan.
Para peneliti berpendapat bahwa interaksi budaya pada periode Yayoi sangatlah intens. Pengaruh budaya Tiongkok dapat ditemukan pada artefak senjata perunggu, bel dan juga alat-alat harian yang digunakan oleh penduduk Yayoi. Sedangkan pengaruh budaya Korea umumnya ditemukan pada peralatan besi, batu yang diukir, dan tembikar tanah liat. Selain itu penelitian oleh Nakazono pada tahun 1993 juga menemukan adanya pengaruh Yayoi pada tembikar-tembikar peradaban Mumun Korea yang ditemukan di Pulau Neug-to.
Salah satu pengaruh budaya asing yang menjadi karakteristik penting dalam peradaban Yayoi adalah budidaya padi yang diduga berasal dari penduduk di sekitar Sungai Yangtze, Tiongkok. Tanda-tanda kegiatan budidaya ini ditemukan di sejumlah situs peninggalan Yayoi awal yang ditemukan di Kyushu bagian utara. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Jepang di masa lalu telah mengonsumsi nasi sebagai pakan hariannya. Tentu saja jika dibandingkan penduduk Jomon yang lebih banyak mengonsumsi biji-bijian dan hewan buruan, penduduk Yayoi terlihat selangkah lebih maju dengan sistem budidaya tanaman dan domestifikasi hewan-hewannya.
Proses interaksi ini juga mempengaruhi bentuk wajah penduduk daratan Jepang. Penduduk Jomon memiliki struktur rahang yang kotak dan mata yang bulat. Sedangkan penduduk Yayoi diduga memiliki bentuk wajah yang kecil, berbentuk oval, serta memiliki mata yang lebih sipit.
Perbedaan mencolok juga ditemukan pada gaya bangunan hunian. Jika penduduk Jomon lebih banyak membangun rumah lubang, penduduk Yayoi cenderung meninggikan permukaan bangunannya. Mereka juga menggunakan tujuh tiang untuk menyangga bangunan serta sejumlah teknik untuk mencegah masuknya hewan pengerat ke dalam lumbung makanan. Perapian di dalam rumah sudah jarang ditemukan sehingga para ahli berpendapat bahwa rumah-rumah pada periode Yayoi sangatlah dingin.
Sumber foto: Good luck trip Japan
Ada sejumlah tempat yang dapat dikunjungi oleh heritage lovers untuk melakukan napak tilas ke perkampungan Yayoi di Jepang. Salah satunya adalah situs Yoshinogari yang terletak di area Kyushu dan Prefektur Saga. List destinasi wisata jadi tambah banyak? Hihi, ditunggu kunjungannya ya!
Salam lestari!
Featured image: https://www.kyushuandtokyo.org/spot_137/