Masjidil Haram yang berlokasi di pusat kota Makkah bisa dikatakan sebagai tempat tersuci bagi penganut agama Islam. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka’bah yang menjadi arah kiblat dalam mengerjakan ibadah salat dan menjadi tujuan utama saat beribadah haji. Masjid ini merupakan masjid terbesar di dunia dengan luas keseluruhan mencapai 356.800 m2. Saat musim haji masjid ini mampu menampung hingga empat juta jemaah saat musim haji.

Matahari di Atas Ka'bah, Ini Penjelasan Peneliti LAPAN - Tekno Tempo.co

Ka’bah | Sumber: Tekno Tempo.co

Berdasarkan tafsir Islam dalam Al-Quran, Allah memberi perintah pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, putranya, untuk membangun sebuah tempat ibadah di tengah perempatan kota Makkah. Setelah selesai membangun Ka’bah, seorang malaikat membawakan mereka Batu Hitam (Hajar Aswad), sebuah batu yang dipercaya umat Islam jatuh dari Surga di dekat bukit Abu Qubays (gunung suci di perbatasan timur Masjidil Haram). Di sana juga ada Maqam Ibrahim, tempat Ibrahim berpijak saat membangun Ka’bah. Sejak saat itu, keturunan Nabi Ismail menjadi penjaga Ka’bah dan Masjidil Haram.

Sejarah dan Keistimewaan Hajar Aswad

Hajar Aswad | Sumber: IDN Times

Selain menjadi tempat dari Ka’bah, Masjidil Haram juga dibangun di sekitar bukit Shofa dan Marwah yang menjadi tempat ritual sai, salah satu rukun haji yang dilakukan dengan cara berlari-lari kecil bolak-balik di antara kedua bukit sebanyak 7 kali. Shofa terletak kurang lebih seratus meter dari Ka’bah sedangkan Marwah terletak sekitar 350 meter dari Ka’bah. Jarak di antara kedua bukit ini sekitar 450 meter.

Bukit Shafa | Sumber: umma.id

Masjidil Haram juga meliputi sumur Zamzam yang terletak 11 meter dari Ka’bah. Sumur ini mampu menghasilkan 660 liter air per menit. Mata air ini juga memiliki beberapa celah, yaitu celah ke arah Hajar Aswad, Shofa dan Marwah, serta pengeras suara. Ruang minum didirikan dalam ruang bawah tanah di bawah tempat tawaf (kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali). Di ruang minum ini terdapat 220 keran minum di sisi ruang laki-laki dan 130 keran di sisi ruang perempuan.

The Well of Zamzam is a lasting miracle|Arab News Japan

Sumur Zamzam | Sumber: arabnews.jp

Masjidil Haram telah berdiri sejak 638 M, dan tentunya telah mengalami berbagai pemugaran. Sultan Salim al-Utsmani menyerahkan pembangunan ini pada seorang arsitek bernama Mimar Sinan. Pemugaran besar-besaran pertama terjadi pada masa pendudukan Turki Usmani, pada tahun 1571 M. Atap masjid yang rata diganti dengan kubah dan bagian dalamnya dihiasi kaligrafi. Empat pilar penyangga juga ditambahkan. Sinan juga membuat pola bangunan yang memaksimalkan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan dan kesejukan, angin dan sirkulasi, air dan efek penyejukan, tanah dan ciri-ciri isolatif, serta sifat-sifat protektif terhadap cuaca. Hingga kini pun ciri-ciri arsitektur Sinan masih menjadi bentuk dasar Masjidil Haram meski telah mengalami berkali-kali pemugaran selama berbagai pergantian kekuasaan.

Berkas:Mecca-1850.jpg

Masjidil Haram pada Masa Kekhalifahan Usmaniah | Sumber: commons.wikimedia.org

 

Featured Image: https://www.bareksa.com/berita/umroh/2020-10-16/arab-saudi-kembali-buka-masjidil-haram-ini-cara-siapkan-biaya-umroh

error: Content is protected !!