Meski julukan ‘buaya darat’ identik dengan lelaki hidung belang, sebenarnya buaya termasuk dalam golongan hewan yang menganut monogami. Tujuh puluh persen buaya jantan selalu memilih pasangan yang sama setiap musim kawin. Bahkan saat pasangan betinanya meninggal, jarang sekali ada buaya jantan yang mencari pasangan baru. Selain selalu memilih pasangan yang sama setiap musim kawin, kesetiaan buaya jantan juga terlihat dari betapa protektifnya ia terhadap pasangan dan telur-telur mereka.

Maka dari itu buaya menjadi simbol kesetiaan dalam masyarakat Betawi. Jika ada acara pernikahan yang diadakan dalam adat Betawi, maka hampir selalu dapat dipastikan si pengantin pria akan mempersembahkan roti buaya kepada pengantin wanita. Bahkan meskipun pernikahannya tidak digelar secara tradisional, masih banyak suku Betawi yang tetap memegang teguh tradisi ini.

Selain itu roti juga menyimbolkan kemapanan. Mempelai pria akan membawakan dua buah roti buaya, yang satu besar dan satu lagi lebih kecil. Semakin besar ukuran roti yang dipersembahkan, dinilai semakin baik karena dipercaya akan semakin besar juga kemujuran dalam berumah tangga. Roti yang lebih kecil sebagai simbol pengantin wanita ditaruh di atas roti yang lebih besar untuk melambangkan mempelai pria sebagai penopang keluarga.

Ditambah lagi buaya dinilai sebagai ikon kesabaran. Ini diambil dari perilaku buaya yang selalu sabar mengintai buruannya sebelum menyerang. Perlu diingat bahwa kota Jakarta dialiri 13 sungai sehingga orang Betawi dapat dengan mudah mengobservasi perilaku buaya.

Tak ada yang tahu pasti sejak kapan tradisi ini muncul. Namun dipercaya sudah berlangsung jauh sebelum bangsa Eropa datang dan memperkenalkan roti. Hidangan berbentuk buaya tersebut dulunya terbuat dari ubi atau singkong. Biasanya usai akad pernikahan, roti ini akan dibagikan ke tamu yang hadir. Orang yang memakan roti buaya dipercaya akan lebih mudah menemukan pasangan hidup.

Karena roti buaya bukan hidangan sehari-hari, sulit untuk menemukannya di toko roti pada hari biasa. Jika menginginkan roti buaya kita harus memesannya terlebih dahulu. Harganya pun bermacam-macam, tergantung ukuran, detail bentuk, dan rasa rotinya. Ada yang hanya lima puluh ribu rupiah, ada pula yang hampir satu juta. Namun ada pula toko roti yang menjual versi mini, biasanya hanya seharga lima belas ribu rupiah.

Featured Image: https://yescakeandbakery.com/product/roti-buaya/

About the author: Izzah S.
Tell us something about yourself.
error: Content is protected !!