Meningkatnya konflik antara Palestina dan Israel membuat kita bertanya-tanya mengenai latar belakang terjadinya ketegangan di antara dua pihak. Oleh karena itu, dalam beberapa minggu ke depan, kami dari The Heritage Opera akan mencoba mengenal sejarah dan juga kekayaan budaya yang berlokasi di tempat konflik ini. Semoga konflik segera usai dan perdamaian cepat dicapai. Doa kami untuk para penduduk sipil yang menjadi korban konflik Palestina-Israel ini.

***

Holocaust berasal dari bahasa Yunani holókauston, yang berarti binatang kurban (olos) yang dipersembahkan kepada para Dewa dengan cara dibakar (kaustos). Namun dalam bahasa Inggris “holocaust” digunakan untuk merujuk pada peristiwa pembantaian besar. Istilah ini baru digunakan oleh para pakar dan penulis populer untuk menggambarkan genosida yang memakan korban enam juta umat Yahudi yang dilakukan oleh Nazi pada tahun 1960-an.

Berkas:Judenfrei Bydgoszcz synagoga.jpg

Sinagog di Bydgoszcz, Polandia: “Kota ini bebas Yahudi” | Wikimedia Commons

Nazi sendiri menggunakan frasa eufemisme (penghalusan makna kata yang dianggap tabu oleh masyarakat) yaitu Endlösung der Judenfrage yang berarti “Solusi Akhir atas Permasalahan Yahudi”. Nazi juga menggunakan istilah lebensunwertes leben yang berarti “kehidupan yang tidak layak hidup” untuk membenarkan tindakan pembunuhan mereka. Nazi tidak hanya mengeliminasi penganut Yahudi di Jerman, namun juga di negara-negara yang mereka duduki. Sebagai akibatnya, Jerman sempat disebut sebagai ‘Negara Genosida’.

Berkas:Komora gazowa 02.jpg

Kamar Gas di Kamp Konsentrasi Stutthof | Wikimedia Commons

Menurut Yehuda Bauer, seorang sejarawan asal Israel, motivasi dasar Holokaus berasal dari kepentingan ideologis yang berakar dari keyakinan Nazi bahwa adanya sebuah konspirasi Yahudi berskala internasional untuk mengendalikan dunia dan menentang superioritas bangsa Arya (istilah yang dulunya digunakan untuk merujuk bangsa Proto-Indo-Eropa). Pada paruh kedua abad ke-19, muncul sebuah gerakan bernama Völkisch (gerakan kerakyatan/populisme) di Jerman dan Austria-Hongaria. Gerakan ini dikembangkan oleh para pemikir seperti Houston Stewart Chamberlain (filsuf) dan Paul de Lagarde (sarjana alkitabiah dan orientalis). Gerakan ini menyatakan bahwa Jerman harus memandang orang-orang Yahudi sebagai “ras” ketimbang sebagai agama, dan memandang mereka sebagai tandingan dalam pertarungan hidup-mati dengan ras Arya untuk menguasai dunia. Hermann Ahlwardt, salah satu pemimpin Völkisch, menyebut orang-orang Yahudi sebagai “predator” dan “basil kolera” yang harus “dimusnahkan” demi kebaikan rakyat Jerman dalam pidatonya di tahun 1895.

Berkas:RingsWWII.jpg

Cincin Nikah yang Diambil dari Tahanan Yahudi | Wikimedia Commons

Setiap bagian dari birokrasi Nazi terlibat dalam genosida ini. Kementerian Dalam Negeri dan gereja-gereja paroki menyediakan catatan kelahiran untuk mengidentifikasi penganut Yahudi. Kantor Pos kemudian ditugaskan untuk mengirimkan surat perintah deportasi dan denaturalisasi (perampasan kewarganegaraan). Setelah properti mereka disita oleh Departemen Keuangan. Setelah kehilangan properti, mereka juga dipecat oleh perusahaan. Sementara itu universitas-universitas menolak untuk menerima mahasiswa Yahudi, tidak mengakui gelar akademik mereka yang sudah lulus, serta menembak mati para akademisi Yahudi. Badan transportasi pemerintah Jerman kemudian mengatur transportasi kereta untuk mengangkut umat Yahudi ke kamp-kamp konsentrasi. Saat para tahanan memasuki kamp-kamp ini, mereka diwajibkan untuk menyerahkan semua barang pribadi yang kemudian dikatalogkan dan dikirim kembali ke Jerman untuk dijual atau didaur ulang. Bank nasional Jerman membantu “mencuci” barang-barang berharga ini melalui sebuah rekening terselubung. Sementara itu di kamp konsentrasi, perusahaan farmasi Jerman menguji coba obat-obatan pada para tahanan. Mereka juga diperintahkan untuk melakukan kerja paksa hingga mati akibat kelelahan. Bila ada tahanan yang tidak mati, mereka akan dimasukkan ke kamar gas.

Berkas:Mass Grave 3 at Bergen-Belsen concentration camp.jpg

Kuburan Massal Korban Holocaust di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen | Bergenbelsen

Featured Image: https://thebeepost.net/2020/12/18/1217/

About the author: Izzah S.
Tell us something about yourself.
error: Content is protected !!