Bastion Culemborg merupakan benteng sekaligus tembok pertahanan kota Batavia. Didirikan dari batu karang pada 1645, tembok ini dimaksudkan untuk menjaga mulut sungai Ciliwung, gudang merica, dan galangan kapal sehingga sering disebut juga sebagai Culemborg Lookot. Culemborg merupakan nama kota kelahiran Antonio van Diemen, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda kesembilan pada tahun 1636 hingga 1645.

Culemborg dibangun di seberang Kali Besar, tepatnya sekarang ini di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Kubunya dibangun menjorok ke barat laut, sedikit di sebelah utara dari bekas pos pabean Pangeran Jayawikarta. Culemborg sendiri menghadap ke kubu Parel (mutiara), yang berfungsi sebagai kubu barat laut benteng Batavia. Sekelompok tentara ditugaskan berjaga di kubu ini untuk mengawasi Staad- Waterpoort (Pintu Masuk Kota dari Laut).

Berkas:Watchtower Sunda Kelapa.jpg

Menara Syahbandar Sekarang | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Watchtower_Sunda_Kelapa.jpg

Sayangnya benteng ini dibongkar oleh Daendels pada tahun 1809. Sebuah kantor pabean yang dinamakan De Uitkijk Post (Menara Syahbandar) dibangun di sisa selekoh (sudut yang menjorok keluar pada dinding benteng dan dipersenjatai artileri) Culemborg pada tahun 1839. Posisinya menggantikan tiang bendera lama pada galangan kapal, tepatnya di sisi seberang kali di sebelah selatan Jalan Pasar Ikan. Selain menjadi kantor pengumpul pajak terhadap barang-barang di pelabuhan Sunda Kelapa, menara ini menjadi pemantau untuk kapal-kapal yang keluar-masuk Batavia melalui jalur laut.

Uniknya di bawah menara ini terdapat pintu besi yang menjadi jalan masuk bawah tanah ke Benteng Frederik Hendrik yang kini telah menjadi Masjid Istiqlal dan Stadhuis (Balai Kota) yang kini menjadi Museum Fatahillah. Namun terowongan ini telah ditutup dengan alasan keamanan. Selain itu menara setinggi 12 meter dengan luas 4×8 meter ini juga telah menjelma menjadi ‘Menara Pisa’-nya Jakarta. Hal ini dikarenakan Jalan Raya Pasar Ikan selalu dilewati oleh berbagai kendaraan berat seperti truk kontainer yang menambah beban ke sisi selatan menara dan membuatnya perlahan miring seiring tahun.

Menara ini menjadi salah satu Cagar Budaya Kota Tua setelah keluarnya SK Nomor 11 Tahun 1972. Menara tiga lantai ini sempat ditetapkan sebagai ‘Titik Nol’ kota Jakarta oleh gubernur Ali Sadikin sebelum peresmian MONAS. Di dalam menara ini ada dua buah prasasti. Yang pertama merupakan prasasti peresmian titik nol kota Batavia. Yang kedua menceritakan keberadaan para saudagar China di Batavia yang berbela sungkawa atas meninggalnya Kaisar Pu Yi dari Dinasti Qing. Selain itu terdapat berbagai lukisan yang menggambarkan kejayaan Sunda Kelapa.

Featured Image: https://www.cakraadventure.id/2016/04/wisata-kota-jakarta-menara-syahbandar.html

error: Content is protected !!