Setelah Sunda Kelapa direbut oleh Kerajaan Demak, pelabuhan yang menjadi cikal-bakal kota Jakarta ini berganti nama menjadi Jayakarta. Namun sayang, kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Ini dikarenakan pada akhir abad ke-16, Jayakarta kedatangan pendatang baru yaitu bangsa Belanda yang kemudian mendirikan serikat dagang bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Pada awalnya VOC hanya memiliki izin untuk mendirikan satu rumah kayu dengan fondasi batu sebagai kantor dagang. VOC kemudian menyewa sekitar 1,5 hektare lahan di dekat muara, tepatnya di tepi bagian timur Sungai Ciliwung. Lahan ini perlahan berkembang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda. Bangunan utamanya disebut Nassau Huis.

Berkas:Jan Pieterszoon Coen by Jacob Waben.jpg

Jan Pieterszoon Coen | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jan_Pieterszoon_Coen_by_Jacob_Waben.jpg

Ketika Jan Pieterszoon Coen menjabat sebagai Gubernur Jenderal kongsi VOC keempat, ia mulai memiliki rencana untuk memperkokoh kedudukan VOC  di Jayakarta. Ia memerintahkan pendirian bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis. Ia juga memerintahkan pembangunan tembok batu yang tinggi yang dilengkapi beberapa meriam. Setelah itu ia membangun tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang disewa VOC sehingga menjadi  satu benteng yang kokoh. Setelah persiapan matang, ia pun mulai memerangi orang-orang Demak. Jayakarta akhirnya berhasil direbut pada tanggal 30 Mei 1619. Jayakarta kemudian dimusnahkan kemudian sebuah kota baru dibangun.

J.P. Coen awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru). Nama ini diambil dari kota kelahirannya di Belanda, yaitu Hoorn. Namun De Heeren Zeventien (sebutan untuk dewan direktur VOC) ingin menggunakan nama Batavia. Nama Batavia  sendiri berasal dari suku suku Keltik yang tinggal di tanah Belanda, tepatnya di tepi Sungai Rhein pada zaman Kekaisaran Romawi dan menjadi moyang sebagian bangsa Belanda dan Jerman.

Berkas:Andries Beeckman - The Castle of Batavia.jpg

Kastil Batavia dari sisi Kali Besar Barat sekitar tahun 1656-1658 | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Andries_Beeckman_-_The_Castle_of_Batavia.jpg

Pemerintah Stad Batavia (kota Batavia) kemudian diresmikan pada 4 Maret 1621. Pelabuhan Jayakarta awalnya hanya memiliki kanal sepanjang 810 meter, namun di bawah pemerintah Belanda berkembang menjadi 1.825 meter. Batavia juga bertransformasi menjadi kota yang dikelilingi oleh tembok benteng dan dipotong oleh banyak parit. Pemerintah kota Batavia juga memperbesar wilayahnya dengan cara melakukan persetujuan bersama dengan Banten pada tahun 1659 dan 1684 dan Mataram pada tahun 1652. Perjanjian ini menetapkan daerah antara sungai Cisadane dan sungai Citarum sebagai wilayah Batavia.

Featured Image: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Coat_of_Arms_of_Batavia_(1930).svg

error: Content is protected !!