Siapa sih yang tidak tahu Ramen? Mi kuah ini kerap muncul saat kita menonton drama atau anime Jepang. Di Indonesia sendiri banyak restoran ala Jepang yang menyajikan Ramen. Meski menjadi salah satu ciri khas masakan Jepang, tapi siapa sangka ternyata Ramen sebetulnya adaptasi dari mi gandum asal Cina?

Ramen diperkenalkan ke Jepang pada tahun 1960-an oleh seorang sarjana Neo-Konfusianisme Cina bernama Zhu Shunsui yang sedang diasingkan dari Dinasti Ming. Ia diundang oleh Tokugawa Mitsukuniini, daimyo (orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah) di bidang politik pada awal zaman Edo ke kota Mito untuk menjadi penasihatnya. Akan tetapi ada juga teori yang mengatakan bahwa Ramen diperkenalkan oleh imigran Cina pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 di Pecinan (Kampung Cina) Yokohama. Bahkan menurut catatan Museum Ramen Yokohama, terdapat tahun yang lebih pasti mengenai kapan tepatnya Ramen dibawa ke Jepang dari Cina, yaitu tahun 1859. Versi awal dari Ramen adalah mi gandum dalam kaldu dengan taburan babi panggang ala Cina. Oleh sebab itu Ramen kerap disebut sebagai Chuka Soba atau Shina Soba yang berarti Soba dari Cina. Soba sendiri dalam bahasa Jepang berarti mi. Kata Ramen merupakan transkripsi (pengalihan tuturan yang berwujud bunyi ke dalam tulisan) bahasa Jepang dari Cina yaitu Lamian (Mie Tarik Tangan).

Ramen hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mi bisa tebal, tipis, lurus atau berkerut. Biasanya mi terbuat dari empat bahan dasar yaitu tepung terigu, garam, air, dan kansui (sejenis air mineral alkali). Hasil rebusan mi dimasukkan ke dalam mangkuk berisi kuah yang dibuat dari kaldu babi, kemudian ditambahkan lauk dan penyedap seperti Chasiu (babi panggang merah), Menma (rebung), dan irisan daun bawang. Seiring perkembangan zaman, berbagai variasi lauk dan kaldu Ramen pun turut tercipta. Variasi yang dianggap paling ‘baru’ adalah Ramen yang dimasak dengan kuah kare. Variasi ini dipercaya muncul di kota Muroran pertama kali pada tahun 1965.

Pada tahun 1900, banyak orang Cina yang membuka restoran maupun gerobak kedai makanan yang menyajikan berbagai masakan Cina, termasuk hidangan mi sederhana dengan beberapa jenis lauk, disertai kaldu yang dibumbui dengan garam dan tulang babi. Selain Ramen, mereka juga menjual Gyoza/Jiaozi, salah satu jenis pangsit yang berisi daging cincang dan sayuran. Mereka menggunakan Charumera, sejenis terompet untuk mengumumkan kehadiran mereka. Di zaman modern seperti sekarang, Charumera diganti dengan rekaman yang diputar melalui pengeras suara. Pada awal Zaman Shōwa (1926–1989), Ramen menjadi menu populer saat makan di luar. Sebuah restoran yang khusus hanya menjual Ramen pun dibuka pada tahun 1910 di Asakusa, Tokyo. Restoran ini bernama Rairaiken.

Hasil gambar untuk rairaiken

Rairaiken, Restoran Khusus Ramen Pertama di Jepang | Sumber: thesmartlocal.com

 

Featured Image: Ajinatori

error: Content is protected !!