De Grote Rivier atau yang Bahasa Indonesia-nya Kali Besar memang dikenal dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua khas Belanda. Jika kita tilik sejarahnya, hal ini bukanlah tanpa sebab. Menjadi kanal yang mengalir sejajar dengan Sungai Ciliwung di sebelah baratnya dan bermuara di Teluk Jakarta, area ini pun menjadi area yang sangat cocok dijadikan pemukiman oleh para petinggi VOC. Malah bisa dibilang area Kali Besar merupakan pusatnya kota Batavia.

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batavia Kali Besar TMnr 10014895.jpg

Kali Besar Pada Awal Abad 20 | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Batavia_Kali_Besar_TMnr_10014895.jpg

Namun pada tahun 1799, VOC mengalami kebangkrutan akibat korupsi. Pemukim di Kali Besar pun berpindah ke Weltevreden (sekarang di Sawah Besar, Jakarta Pusat). Namun ini bukan akhir dari Kali Besar. Justru sebaliknya, Kali Besar berkembang lebih pesat. Ini dikarenakan kendali yang semula dipegang VOC digantikan oleh Nederlandse Handelsmaatschappij/NHM (Perusahaan Perdagangan Belanda) menimbulkan imigrasi besar-besaran dari pengusaha-pengusaha di Belanda. Kebanyakan dari mereka memiliki usaha di daerah pegunungan, namun mendirikan kantor pusatnya di area Kali Besar. Selain sebagai area pemukiman dan kantor, di sekitar Kali Besar banyak berdiri bank, bengkel perahu dan gudang rempah-rempah. Meski menjadi tempat yang sibuk dilalu-lalangi orang, semuanya tertata dengan rapi dan bersih hingga konon sering menjadi tujuan kencan.

Chartered Bank of India, Australia and China aan Kali Besar te Batavia, circa 1920, ,., Bangunan ex Bank, jl Kali Besar Barat, J… | Indonesia, Bangunan, Australia

Chartered Bank Dulu dan Sekarang | Sumber: https://id.pinterest.com/pin/475552041894701530/

Pada masa itu, debit air Kali Besar selalu dijaga karena menjadi jalur utama lalu lintas kapal kecil pengangkut barang baik dari perkebunan ke pelabuhan maupun dari pelabuhan ke kota. Derasnya debit air tentu akan memengaruhi laju kapal pengantar barang. Saat revitalisasi Kali Besar pada tahun 2018 pun ditemukan cerucuk (penguat tanah lunak) fondasi pintu air yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-18. Sebagian cerucuk ini masih dibiarkan di Kali Besar dan dapat terlihat dari permukaan air.

Kali Besar te Batavia, ca 1930, ,., Gedung2 di jl Kali Besar Timur, Jakarta, 2018 | Indonesia, Sejarah, Belanda

Kali Besar Dulu dan Sekarang | Sumber: https://id.pinterest.com/pin/475552041900749533/

Selain krisis pertama yang dihadapi Kali Besar saat ditinggalkan pemukimnya ke Weltevreden, area ini kembali menghadapi ancaman kedua. Dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1883 yang menggantikan Pelabuhan Sunda Kelapa yang telah dangkal tentu sempat membuat banyak pemilik gedung di Kali Besar merasa khawatir tempat usahanya akan kembali ditinggalkan. Untungnya dilakukan pembangunan jalan kereta api yang memudahkan mobilitas. Selain itu Tanjung Priok menjadi daerah endemik malaria.

Featured Image: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschilderij_voorstellende_het_Kasteel_Batavia_gezien_van_Kali_Besar_west_met_op_de_voorgrond_de_vismarkt_TMnr_118-167.jpg

error: Content is protected !!