Tahukah kamu bahwa Pasar Senen merupakan pasar tertua di Jakarta? Pasar ini telah dibuka sejak tanggal 30 Agustus 1733. Pasar ini berlokasi di lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chastelein, yaitu di bagian selatan Castle Batavia, tepatnya kawasan Weltevreden. Namun, bukan Chastelein yang mendesain pasar tersebut, melainkan seorang arsitek bernama Yustinus Vinck. Vinck membeli tanah tersebut di tahun 1733 dan membaginya menjadi dua, satu untuk Pasar Senen dan satu lagi untuk Pasar Tanah Abang. Oleh karena itu pasar diberi nama Vincke Passer.

File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het begin van de Pasar Senen gezien vanaf het Kramatplein. Rechts Restaurant Senen TMnr 60001132.jpg

Pasar Senen Sekitar Tahun 1915-1925 | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_begin_van_de_Pasar_Senen_gezien_vanaf_het_Kramatplein._Rechts_Restaurant_Senen_TMnr_60001132.jpg

Lantas, mengapa nama Pasar Senen lebih populer? Ini disebabkan kebijakan VOC  yang menyatakan bahwa semua pasar di Batavia harus beroperasi di hari yang berbeda-beda. Peraturan ini diberlakukan demi alasan keamanan. Vincke Passer diizinkan beroperasi setiap hari Senin, selain itu nama asli pasar tersebut terlalu sulit diucapkan lidah pribumi, sehingga melekatlah sebutan Pasar Senen. Namun peraturan ini tidak bertahan lama karena VOC kemudian bangkrut. Di bawah pemerintahan Hindia-Belanda, pasar ini diizinkan buka setiap hari.

File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pasar Senen Djakarta TMnr 60044098.jpg

Pasar Senen Sekitar Tahun 1953-1960 | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pasar_Senen_Djakarta_TMnr_60044098.jpg

Pasar ini juga dijuluki dengan sebutan pasar Snees. Pasalnya pasar itu dipenuhi pedagang Cina. Snees memang merupakan sebutan orang Belanda terhadap etnis Cina pada masa lampau. Hingga kini pun masih banyak kios di Pasar Senen yang dimiliki oleh keturunan etnis Cina.

File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pasar Senen TMnr 20018021.jpg

Pasar Senen Sekitar Tahun 1960-1980 | Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pasar_Senen_TMnr_20018021.jpg

Sebagai pusat niaga nomor satu di Batavia, tentu saja pasar ini bisa dikatakan beken pada masanya. Pasar Senen menjadi pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang. Bahkan saking populernya, pasar ini jadi tempat ‘nongkrong’ para pelopor kemerdekaan seperti Chairul Saleh, Adam Malik, Soekarno dan Mohammad Hatta. Selain itu para seniman seperti Ajip Rosidi, Sukarno M. Noor, Wim Umboh, dan H.B. Jassin juga kerap terlihat berkumpul di kawasan Senen.

PD. Pasar Jaya | Foto Kegiatan

Revitalisasi Pasar Senen Pasca Kebakaran | Sumber: http://pasarjaya.co.id/kegiatan/album/Pasar-Senen-Blok-III2

Sesudah masa kemerdekaan, pamor Pasar Senen semakin meningkat. Tidak hanya sebagai pusat ekonomi, pasar ini berkembang sebagai tempat hiburan juga. Dua gedung Bioskop bernama “Rex” dan “Grand” dibangun di sini sejak tren penayangan film di bioskop mulai memasuki Jakarta. Di tambah lagi Pasar Senen menjadi tempat pertama yang dilengkapi fasilitas gedung parkir melingkar di Jakarta. Namun sayang setelah peristiwa kericuhan masal pada tahun 1998, semakin pesatnya pertumbuhan pusat-pusat hiburan lain, serta kebakaran yang terjadi di tahun 2014 dan 2017, popularitas Pasar Senen ikut menurun.

Featured Image: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Markt_(pasar_senen)_in_Batavia_Java_TMnr_10002757.jpg

About the author: Izzah S.
Tell us something about yourself.
error: Content is protected !!