Shawarma merupakan masakan khas Turki yang terkenal di negara-negara Arab. Hidangan ini berupa daging yang disantap dengan roti berbentuk kantong/Pita atau roti taboon (roti datar Timur Tengah). Bisa juga dihidangkan bersama tabbouleh (salad Timur Tengah), Fattoush (salad Levant),  tomat yang dipotong dadu, dan mentimun. Masakan ini biasanya ditaburi (tahini bumbu yang terbuat dari biji wijen), hummus (hidangan khas Levant berupa bubur, saus cocol, atau selai gurih dari kacang arab), lobak asam, dan amba (bumbu mangga asam). Beberapa restoran mungkin menawarkan hidangan tambahan seperti paprika panggang, terong, atau kentang goreng.

Secara tradisional Shawarma dibuat dari potongan tipis daging domba, domba muda, atau ayam yang telah dibumbui dengan rempah-rempah seperti jintan, kapulaga, kayu manis, kunyit dan paprika. Namun kini banyak restoran yang menggunakan daging kambing, daging sapi muda, daging sapi, atau kalkun. Untuk memberikan lemak ekstra demi menambah kesegaran dan rasa, banyak pula yang menambahkan lemak domba. Daging diiris dan ditumpuk di atas tusuk sate setinggi sekitar 60 cm, akan tetapi dewasa ini menggunakan sebuah besi panjang dalam pemanggang modern. Daging akan dipanggang seharian dengan cara diputar perlahan-lahan di depan api. Permukaan terluar daging akan diserut dengan pisau panjang dan tajam untuk disajikan. Di Timur Tengah, Shawarma Ayam biasanya disajikan dengan saus bawang putih, kentang goreng, dan acar. Namun di Israel, kebanyakan Shawarma dibuat dengan daging kalkun berwarna gelap dan biasanya disajikan dengan saus tahini.

Where to find the best shawarma in Dubai | Restaurants | Time Out Dubai

Sumber: Time Out Dubai

Kata Shawarma memang terjemahan bahasa Arab dari bahasa Turki ‘çevirme’, yang berarti ‘berputar’, mengacu pada cara memanggang daging yang ditumpuk secara vertikal dan terus diputar. Teknik ini pertama kali muncul di Kekaisaran Ottoman (Turki) pada abad ke-19. Shawarma juga menjadi bentuk awal dari  tacos al  pastor, masakan khas Meksiko kontemporer karena teknik memanggang ini dibawa ke sana oleh para imigran Lebanon pada awal abad ke-20. Di Indonesia hidangan ini sering disalah-namakan dengan “kebab”, padahal Kebab adalah daging sapi yang dipanggang seperti sate, kemudian diiris-iris lalu ditambah sayuran segar dan mayones, baru dibalut dengan kulit tortila (roti pipih tanpa ragi yang terbuat dari jagung giling atau gandum).

Featured Image: https://www.petritis.ro/shaorma

About the author: Izzah S.
Tell us something about yourself.
error: Content is protected !!