Souw Beng Kong adalah Kapitein der Chinezen (Kapten Orang Cina) pertama di Batavia. Ia lahir di Tong An, Fujian tahun 1580 pada zaman Dinasti Ming. Souw Beng Kong dikenal sebagai saudagar sukses dan dihormati di Banten. Karena posisinya ini, ia pun ditunjuk langsung oleh Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang pertama, Jan Pieterszoon Coen sebagai Kapitein. Kepemimpinannya dinilai cukup sukses, karena jarang terjadi keributan.

Setelahnya ia dikenal sebagi perintis perekonomian pada awal abad ke-17. Ia mencetak uang tembaga, menjadi kontraktor, sekaligus memegang lisensi penyelenggaraan judi. Ia juga berhasil mengajak 200 orang Cina untuk datang ke Batavia, dengan demikian memperkuat posisi Batavia sebagai kota dagang. Dalam waktu 30 tahun, sudah ada sekitar 3000 orang Cina yang bermigrasi ke Batavia. Ia pun menjadi salah satu orang kepercayaan JP Coen.

Setelah meninggal pada tahun 1640, Souw Beng Kong dimakamkan di taman kediamannya yang memiliki luas 20.000 meter persegi. Terdapat dua nisan pada makam ini. Yang pertama terletak di bagian tengah, bertuliskan dua karakter Cina berbunyi Ming dan Jia. Di sebelah nisan tersebut terdapat batu peringatan dalam bahasa Belanda “Kapitein Souw Beng Kong, 1619-1640 “. Kini area makam tersebut dikenal dengan nama lokasi Gang Taruna, tepatnya di sisi Jalan Pangeran Jayakarta.

Namun makam ini sempat terlupakan dan terbengkalai. Pertumbuhan penduduk yang pesat membuat banyak orang menjadikan wilayah sekitar makam sebagai pemukiman. Sebelumnya ada tiga makam lain di sekitar makam Souw Beng Kong, tetapi kini sudah hilang. Bahkan sebuah rumah kos dan saluran jamban pernah mengalir di atas makam Souw Beng Kong.

Akhirnya Majoor Khouw Kim An, Mayor berkebangsaan Cina yang terakhir di Batavia, memugar makam tersebut dan menambahkan dua prasasti di sisi kiri dan kanan. Prasasti tersebut menggunakan bahasa Belanda dan bahasa China, menceritakan riwayat Souw Beng Kong. Namun sayangnya, makam tersebut tetap saja kembali terlupakan dengan berjalannya waktu.

Baru pada tahun 2002 Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Universitas Tarumanegara, Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia, Indonesia Tionghoa, dan Masyarakat Marga Souw peduli memugar kembali makam tersebut. Yayasan Souw Beng Kong didirikan khusus untuk merawat makam ini. Tanah di sekitarnya dibebaskan hingga makam tersebut kini memiliki luas 200 meter persegi dan dibatasi dengan pagar kawat BRC.

Featured Image: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Tomb_of_Souw_Beng_Kong.jpg

 

About the author: Izzah S.
Tell us something about yourself.
error: Content is protected !!